MURATARA, wartaindonesia.net- Mengenal lebih dekat sosok ketua DPRD Kabupaten Muratara Efriyansah, sekaligus ketua DPC Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Muratara. Tokoh masyarakat Muratara ini, merupakan sosok karismatik, berangkat dari akar rumput yang bertransformasi menjadi ketua legislatif di Muratara.
Efriyansyah yang ramah disapa Lup Epri, oleh masyarakat Muratara. Dikenal sangat akrab tanpa batas dengan seluruh lapisan masyarakat. Dia mengaku, dulu tidak pernah terbayang bisa menjadi ketua DPRD Muratara dua periode.
Latar belakangnya, sama seperti masyarakat lainnya di Kabupaten Muratara. Pria kelahiran 1 Mei 1978 ini, besar dari kalangan petani karet. Persisnya di rompok minak, Desa Noman, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara yang jauh dari fasilitas, kemajuan, maupun hiruk pikuk suasana perkotaan.
“Dulu jangankan cita cita, bermimpipun tidak pernah menjadi ketua DPRD dua periode. Itu mengalir begitu saja, tapi kunci yang saya pegang, selalu hormati orang tua dan terus menjalin silaturahmi,” ungkapnya singkat.
Efriyansyah mengaku, dulu dia pernah merintis di beragam profesi. Mulai dari bertani karet, wirausaha, bikrokrasi, penyelenggara Pemilu, hingga menjadi Jurnalis di salah satu media cetak lokal. Karirnya tidak semoncer saat ini, karena benar benar dirintis dari bawah.
Suka duka dan getirnya hidup sebagai petani karet, sudah menjadi pupuk semangatnya jati dirnya untuk merubah tatanan sosial yang lebih baik lagi. Tak kenal surut, meski dengan beragam keterbatasan, mau tidak mau harus menuntaskan akademik.
Dia mengenyam pendidikan formal di SD Negeri 1 Noman dan lulus tahun 1990. Kemudian ia meneruskan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Noman dan lulus tahun 1993. Melanjutkan pendidikan SMA di kota Lubuklinggau.
Bersekolah, di Sekolah Menengah Teknik (SMT) Pertanian di Kota Lubuklinggau dan lulus tahun 1996. Setelah lulus SMT itu. Efriyansyah memiliki misi khusus, anak petani harus berani maju.
Dia kembali merantau jauh, di seberang pulau sumatera. Lalu kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Syekh-Yusuf (UNIS) Tangerang.
Dan baru pulang kembali ke kampung halaman, di Desa Noman, kabupaten Muratara. Periode 2003-2004 dia menjadi Sekdes Desa Noman. Waktu itu akan dilaksanakan pesta demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, 2004.
Efriyansyah mencoba peruntungan, mengikuti seleksi Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di Kecamatan Rupit. Bagaikan gayung bersambut, apa yang dia harapkan selalu terwujud.
Dia berhasil menjadi ketua PPK Rupit yang saat itu kabupaten Muratara, masih bergabung dengan kabupaten Musi Rawas.
Efriyansyah melanjutkan karir. Setelah menjadi Ketua PPK, ia tertarik untuk ikut mencetak sejarah, menempuh bidang jurnalistik. Lalu ikut aktif bekerja di perusahaan pers lokal saat itu.
“Saya juga pernah menjadi wartawan, dan sangat paham dengan seluk beluk dunia jurnalistik. Apa lagi soal kendala kawan kawan liputan dilapangan, saya tahu persis itu, karena saya alami langsung,” timpalnya.
Menurutnya, untuk menjadi seorang jurnalis tidaklah mudah seperti yang dibayangkannya. Tahun 2009, Efriyansyah mencoba mengikuti seleksi untuk menjadi komisioner KPUD.
Dewi Fortuna kembali berpihak padanya, Efriansyah kembali sukses menjabat Ketua KPU Kabupaten Musi Rawas, untuk melaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2009.
Masa jabatannya berakhir di tahun 2014 dan saat itu Kabupaten Muratara baru dimekarkan dari kabupaten induk Musi Rawas. Mimpinya membangun daerah tertinggal yang yang terkubur saat muda dulu, kini kembali berontak.
Dia kemudian bergabung di partai Gerindra, maju mencalonkan diri sebagai anggota DPRD pada Pileg 2014 dan terpilih menjadi ketua DPRD Muratara. Lalu kembali mengukir sejarah, mengikuti Pileg 2019 dan terpilih lagi menjadi ketua DPRD Muratara.
Selama menjabat selaku ketua DPRD Muratara, Efriyansah mengatakan mulai dari 2015-2020 DPRD Kabupaten Muratara, sudah memproduksi 71 Perda yang disahkan. Diantaranya merupakan Perda yang urgen dan sangat di butuhkan masyarakat Muratara dalam menggali potensi Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya manusia dan melestarikan kebudayaan.
Seperti, Perda Pedoman Pesta rakyat, perlindungan tenaga kerja, Retribusi perpanjangan pekerja TKA, perlindungan perempuan dan anak, penanggulangan pencegahan narkotika, Pusda Muratara Agro, Pusda Muratara Energi.
Izin peternakan rakyat, perlindungan pemberdayaan petani, pelindungan lahan ketahanan pangan berkelanjutan, penanggulangan kemiskinan, Raperda penyelengaran bantuan hukum bagi masyarakat miskin.
Di 2021 ada 4 Raperda lagi seperti Raperda UMKM mikro, Raperda RPJMD, Raperda Tata ruang kecamatan dan Raperda cadangan pangan
Efriansyah selain dikenal masyarakat sangat merakyat, juga dikenal memiliki tuah tinggi. Karena karir yang dia rintis mulai dari bawah, selalu moncer tanpa syarat. Dan sangat jarang dialami warga lainnya di Muratara.
2024, dia mengaku berniat kembali mengikuti kontestasi politik, khusus Pilkada Kabupaten Muratara. Dia berniat mencalonkan diri selaku Bupati Muratara.
Misinya ingin membawa angin perubahan, memperjuangkan hak hak masyarakat akar rumput dan membangun Muratara lebih maju, serta melepaskan predikat kabupaten tertinggal di Provinsi Sumsel.
“Suara perubahan dan keinginan masyarakat, menjadi prioritas kami. Saya menyatakan siap maju menjadi Bupati di 2024,”tegasnya singkat. (*)
Comment